Apa Jadinya Dunia Tanpa Pendidikan?

Apa Jadinya Dunia Tanpa Pendidikan ?

Ini sangat kejam sekali, tentunya anda dapat membayangkan sekilas, bagaimana nasib dunia ini tanpa pendidikan. Sebagai contoh, ambil lingkup terkecil. Bagi anda yang sudah berkeluarga, aktivitas apa yang anda lakukan dipagi hari ? Breakfast. Baik, makan pagi bersama keluarga dimeja makan. Perhatikan, ini merupakan dampak dari sebuah pendidikan.

Ini mengandung pendidikan sosial, yaitu dari kata bersama. Pertama, menunjukkan sebuah keharmonisan keluarga yang bilamana ini dilakukan secara rutin akan memberi ikatan emosional dan sebuah rasa sensasi yang tidak bisa anda bayangkan. Cobalah! Kedua, adanya makna sikap dermawan antar sesama, contoh: bila ada lauk yang habis kemudian diberi miliknya. Ketiga, Tolong menolong kepada yang membutuhkan, contoh: seorang istri mengambilkan nasi untuk suaminya. Keempat, saling menghargai, contoh: bila satu dari mereka yang makan belum selesai, maka tidak boleh meninggalkan tempat kecuali ada hal penting. Dan lain sebagainya. Ini pendidikan!

Dari ilustrasi diatas, bisa anda bayangkan dalam aktivitas tersebut tanpa adanya pendidikan, dalam hal ini adalah ilmu. Coba apa yang terjadi bila tanpa kebersamaan, maka bisa jadi akan muncul sifat acuh tak acuh, ingin menang sendiri, individualism, dan berbuat seenaknya & semaunya. Tentu hasilnya akan berbalik. Ini baru contoh sederhana, dalam hal kecil yaitu lingkup keluarga.Sedangkan makna pendidikan itu luas. Luas sekali!

Contoh lain, ketika orang tidak berpendidikan, maka ia hanya mengambil manfaat tanpa mempertimbangkan dampak apa yang akan terjadi setelahnya. Tentunya anda tahukan tentang pembakaran hutan secara liar ?bagaimana damaknya ? bisa terjadi banjir, asap dimana-mana, dan lain-lain. Jadi pendidikan itu, tidak hanya mengedepankan pandai intelektual.Tapi, bagi kami “Pendidikan itu melibatkan Kecerdasan, Kelakuan, Ketuhanan, Kemoralan, dan Konsekuensi”.Jadi, 5K inilah yang perlu kita pegang.Silahkan digaris bawahi.

Ada seseorang yang belajar dan mendalami ilmu agama di suatu lembaga ternama, saat ujian nilainya pun bisa dikatakan sempurna. Tragisnya, setelah kita perhatikan kesehariannya dia sering membantah perintah orangtua, ibadah juga kadang-kadang, maka kami berani mengatakan ia bukanlah orang yang berpendidikan. Sekali lagi, perhatikan 5K (Kecerdasan, Kelakuan, Ketuhanan, Kemoralan, dan Konsekuensi).

Sebagai contoh berikut yang menarik, sebuah legenda “Malin Kundang”, siapa yang tak kenal kisah ini ?tentunya semua mengenal dan pernah mendengar nama ini. Malin kundang bisa dikatakan sukses, sangat sukses sekali, ia memiliki rumah sendiri yang sangat besar, uang yang sangat banyak. Namun kenapa berakhir menjadi batu ?betul sekali. Malin Kundang tidak termasuk orang yang berpendidikan.Sekali lagi, lihat 5K.Malin Kundang melupakan Kemoralan, Ketuhanan, dan Konsekuensi.Ini semua karena Malin Kundang belum baca buku ini. Serius!
Pernahkah anda menengok pendidikan di Pondok Pesantren Salafiyah?Atau mungkin anak anda belajar dan mengaji disana.Secara umum, pendidikan karakter yang diterapkan sangatlah bagus sekali, mulai dari social, sopan-santun, keilmuan, dll.Tapi pernahkah anda menemukan, biasanya yang paling sering terjadi adalah hilangnya alas kaki.Niatnya memang meminjam tapi tanpa seizin yang memiliki (Gosob). Kenapa ini bisa terjadi ?yah, ini bukan urusan kami. Tapi begitulah yang terjadi.Padahal pendidikan tata krama, sopan-santun, sangat dijunjung tinggi.Sangat disayangkan.Sekali lagi, ini belum memenuhi 5K.mereka melalaikan Kemoralan dan Konsekuensi.
Itulah sederet peristiwa-peristiwa yang terjadi bila seseorang belum bermental dan berjiwa pendidikan. Dan ia yang tidak melupakan 5K (Kecerdasan, Kelakuan, Ketuhanan, Kemoralan, dan Konsekuensi) itulah yang sejatinya dapat dikatakan orang berpendidikan. Sangat banyak sekali contoh-contoh dalam lingkup lain. Apapun yang anda temukan dan lihat, disanalah dibutuhkan ilmu dari sebuah pendidikan.Tentunya anda dapat melihatnya!

Komentar

Postingan Populer